MPR Dorong Produksi Baterai Kendaraan Listrik Dalam Negeri
MPR Dorong Produksi Baterai Kendaraan Listrik Dalam Negeri
MPR RI mendukung Fakultas Tekni Universitas Indonesia (FT UI) untuk tetap konsisten melakukan riset di bidang pengembangan kendaraan listrik.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima kunjungan Dekan FT UI Heri Hermansyah. (Bagian Pemberitaan MPR RI)
Wowsiap.com - MPR RI mendukung Fakultas Tekni Universitas Indonesia (FT UI) untuk tetap konsisten melakukan riset di bidang pengembangan kendaraan listrik. Mulai dari desain model kendaraan, sistem penggerak (motor listrik), sistem pendingin (air conditioning), hingga kepada komponen baterai listrik.
“Ini sebagai bentuk dukungan MPR RI agar kedaulatan bangsa di bidang otomotif tetap terjaga, sehingga kita tidak perlu bergantung kepada impor untuk memenuhi berbagai kebutuhan kendaraan listrik dari hulu hingga hilir,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo usai menerima Dekan FT UI Heri Hermansyah, di Jakarta, Kamis (23/6).
Baca Juga di Berita Terkini Indonesia
Dia menjelaskan, para peneliti yang tergabung dalam Pusat Riset Kendaraan Mutakhir (Research Center for Advanced Vehicle/RCAVe) FT UI sejak tahun 2014, mulai melakukan konversi kendaraan listrik perkotaan. Hasilnya pada 10 Juni 2022 lalu, UI telah menyerahkan secara simbolis bus listrik garapannya kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
“Bus listrik tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia yang rancang bangun platform chassis-nya, sistem penggerak, sistem rem, sistem kendali, inverter, dashboard, dan sistem pendinginnya (air conditioning) dirancang oleh para ahli UI. Selain itu dibangun oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri,” ujarnya.
Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Bus listrik tersebut saat ini adalah yang tertinggi di Indonesia untuk kelas bus berukuran besar. Yaitu ukuran panjang 12 meter dan bobot maksimal 16 ton.
“Bus listrik tersebut rencananya akan dipakai untuk menunjang transportasi kegiatan KTT G-20 di Bali pada akhir tahun 2022 ini. Produksi baterai listrik saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam mewujudkan Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan listrik,” tandasnya.
Berkontribusi
Mengingat baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga kendaraan listrik. Baterai listrik pada kendaraan listrik menggunakan baterai lithium ion dengan bahan aktif katoda, diantaranya melibatkan unsur litium, nikel, kobalt, mangan dan aluminium.
“Indonesia memang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah untuk nikel, kobalt, mangan dan aluminium. Namun tidak memiliki sumber daya alam mineral litium, sehingga harus didatangkan melalui impor,” tegasnya.
FT UI bisa berkontribusi melakukan riset membantu pemerintah Indonesia mengakali kebutuhan litium tersebut. Misalnya melalui penelitian recovery lithium dari recycle baterai bekas atau yang dikenal dengan urban mining.
“Melalui inovasi tersebut, diharapkan Indonesia dapat memiliki cadangan lithium yang cukup untuk mengembangkan baterai listrik. Meski tidak terdapat tambang lithium dari alam,” jelasnya.
Baca Juga di Berita Terkini Nasional
Jika bisa memproduksi baterai listrik dari dalam negeri tanpa bergantung impor lithium, maka kendaraan listrik dalam negeri bisa bersaing di pasar internasional.
“Hadirnya Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik menjadi bukti keseriusan Presiden Joko Widodo mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai,” tukasnya
MPR Dorong Produksi Baterai Kendaraan Listrik Dalam Negeri
EDITOR : SA Susilo
Comments
Post a Comment